Hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship (LDR) bukanlah kondisi yang menyenangkan bagi pasangan suami istri. Dalam pernikahan yang ideal, suami dan istri seharusnya hidup bersama di bawah satu atap, berbagi hari-hari dengan tatap muka, sapaan hangat, serta saling menguatkan dalam suka dan duka.
Namun kenyataan tak selalu berjalan sesuai harapan. Ada kalanya pasangan harus menjalani hubungan dari kejauhan karena keadaan yang tidak memungkinkan mereka untuk bersama secara fisik. Rasa rindu pun menjadi teman sehari-hari yang tak bisa dihindari.
LDR kerap terjadi karena tuntutan pekerjaan. Misalnya, ketika suami harus bekerja di luar kota atau luar negeri, sementara sang istri tidak bisa turut serta karena memiliki pekerjaan sendiri atau terkendala kondisi lain seperti keterbatasan ekonomi.
Jarak yang memisahkan tidak hanya menciptakan kerinduan, tapi juga potensi kejenuhan dalam hubungan. Ketidakhadiran secara fisik dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kebosanan, bahkan kelelahan emosional dalam menjalani rumah tangga.
Ketika perasaan jenuh mulai memuncak, penting bagi pasangan untuk merenungkan kembali kelanjutan hubungan jarak jauh yang mereka jalani.
Setidaknya ada dua pilihan yang dapat dipertimbangkan:
1. Mengakhiri hubungan LDR dengan kembali hidup serumah
Jika memungkinkan, opsi ini adalah yang terbaik. Secara alami, suami dan istri seharusnya tinggal bersama di satu rumah.
Hidup bersama di bawah satu atap akan menciptakan keharmonisan yang lebih baik dalam rumah tangga.
Namun demikian, akan ada konsekuensi logis dari pilihan ini, misalnya adalah sebagai berikut.
- Jika kedua pihak bekerja, salah satu harus mengorbankan pekerjaannya. Konsekuensinya, salah satu pihak harus kehilangan peluang untuk meraih pencapaian yang bagus dalam pekerjaannya. Konsekuensi lainnya adalah berkurangnya penghasilan keluarga karena salah satu pihak harus berhenti dari pekerjaannya.
- Penyesuaian diri terhadap lingkungan baru menjadi tantangan tersendiri. Hal ini terjadi ketika salah satu pihak, seperti istri dan anak, pindah untuk mengikuti suami yang bekerja di lokasi berbeda. Penyesuaian ini semakin sulit saat tempat kerja suami berpindah setiap beberapa bulan atau tahun. Setiap kali berpindah, keluarga harus kembali menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda.
- Biaya yang besar untuk berpindah tempat. Saat mengikuti sang suami ke tempat yang baru, dibutuhkan biaya yang besar untuk membeli atau mengontrak rumah. Demikian pula dibutuhkan peralatan rumah tangga dan berbagai keperluan lainnya yang nilai rupiahnya mungkin tidak sedikit.
Terkait dengan beberapa konsekuensi di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, misalnya sebagai berikut:
- Menerima konsekuensi tersebut dengan ikhlas dan mempersiapkan diri yang terbaik dengan situasi baru yang dihadapi, baik lingkungan, keuangan, maupun relasi dalam keluarga.
- Untuk masalah pekerjaan, bisa mencari pekerjaan lain di tempat lain di mana sang suami (atau istri) tinggal. Bisa pula bekerja di rumah (toko online, ngeblog, youtuber, dan lain-lain).
- Jika salah satu pihak tidak bekerja lagi (sebelumnya bekerja), pasutri harus mempersiapkan diri untuk mengelola keuangan dengan lebih cermat.
2. Tetap LDR, tetapi dengan perbaikan kualitas hubungan
Ada kalanya pilihan tetap LDR merupakan jalan yang lebih baik, misalnya karena situasi yang benar-benar tidak memungkinkan untuk bersama setiap harinya.
Untuk itu, yang bisa dilakukan adalah menerima keadaan, tetapi dengan meningkatkan kualitas hubungan dengan pasangan.
Konsekuensi dari pilihan ini, misalnya sebagai berikut:
- Hidup berjauhan dan jarang bertemu membuat kehidupan suami istri terasa lebih berat dari biasanya. Kebersamaan yang terbatas dapat mengurangi kedekatan emosional, bahkan memicu rasa kesepian.
- Jika dalam pernikahan sudah ada anak, maka kondisi ini menjadi semakin kompleks. Berjauhan dengan salah satu orang tua tentu menjadi beban emosional bagi anak yang membutuhkan kehadiran keduanya. .
- kehidupan terpisah juga menimbulkan tantangan dalam aspek finansial. Mengelola dua rumah tangga secara terpisah (satu untuk suami dan satu untuk istri) berarti harus menghidupi dua dapur sekaligus, yang tentu memerlukan biaya dan tenaga ekstra.
Terkait dengan beberapa konsekuensi di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, misalnya sebagai berikut:
- Menerima keadaan dengan ikhlas sebagai bagian dari proses dalam kehidupan.
- Meningkatkan kualitas hubungan dengan pasangan.
***
Itulah beberapa konsekuensi yang harus dihadapi ketika memutuskan untuk mengakhiri LDR atau tetap menjalani hubungan jarak jauh.
Tentunya, masih ada banyak konsekuensi lain yang perlu dipertimbangkan dari setiap pilihan yang diambil.
Setiap orang memiliki keadaan yang berbeda, sehingga ada pasangan suami istri yang memilih opsi pertama, sementara yang lain memilih opsi kedua.
Yang terpenting adalah pasangan tersebut melakukan pertimbangan yang matang untuk menentukan pilihan yang terbaik bagi mereka.
Post a Comment