LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Arti Peribahasa Asal Ada Kecil Pun Pada

Gambar yang menunjukkan tulisan Arti Peribahasa Asal Ada Kecil Pun Pada

Salah satu peribahasa Indonesia berbunyi asal ada, kecil pun pada. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai peribahasa tersebut.

Arti Peribahasa Asal Ada, Kecil Pun Pada

1. Arti peribahasa asal ada, kecil pun pada adalah yang penting ada, meskipun hanya kecil atau sedikit sudah cukup.

2. Selain itu, peribahasa asal ada, kecil pun pada artinya adalah jika tidak mendapatkan penghasilan atau rezeki yang banyak, cukupkan saja sesuai yang ada meskipun kecil atau sedikit.

Penjelasan Peribahasa

Kata pada dalam peribahasa ini berarti cukup. Kata pada merupakan kata dasar dari kata memadai.

Dengan demikian, peribahasa ini berarti asal ada, kecil (sedikit) pun cukup.

Beberapa keterangan tentang peribahasa ini.

1. Peribahasa tersebut juga menunjukkan arti umum yaitu bahwa untuk hal-hal tertentu, misalkan tidak terdapat banyak, sedikit saja sudah cukup.

2. Secara khusus, peribahasa tersebut berkaitan dengan penghasilan atau rezeki yang diterima seseorang. Dalam hal ini, peribahasa tersebut mengajarkan untuk bersyukur atas segala perolehan atau hasil yang kita terima. 

3. Peribahasa tersebut bisa sebagai suatu penghiburan bagi orang yang sudah berusaha tetapi hasil usahanya sedikit. Namun demikian, daripada tidak mendapat hasil sama sekali, mendapat hasil sedikit tentu lebih baik.

4. Peribahasa tersebut juga mengandung maksud agar seseorang mencukupkan dengan apa yang diterima.

Contoh dalam Kalimat atau Paragraf

1. Saya bersyukur dapat bekerja di perusahaan ini. Meskipun gaji yang saya terima kecil, yang penting cukup untuk kebutuhan saya sehari-hari bersama keluarga. Asal ada, kecil pun pada

2. Gaji bulan ini memang tidak seberapa karena proyek belum selesai. Aku tetap bersyukur. Asal ada, kecil pun pada. Yang terpenting, kebutuhan pokok masih dapat terpenuhi.

3. Di tengah kesulitan ekonomi, keluarga Pak Bambang tetap bersyukur meski hanya bisa makan sederhana setiap hari. Ia selalu mengajarkan anak-anaknya untuk tidak mengeluh dan menghargai apa yang ada. "Asal ada, kecil pun pada," katanya sambil tersenyum. Baginya, yang penting masih bisa bertahan hidup dengan jujur dan tidak menyusahkan orang lain.

4. Setiap hari, ibu hanya mampu memberikan uang saku sebesar sepuluh ribu rupiah. Jumlahnya memang tidak banyak, tetapi saya tidak pernah merasa kecewa atau mengeluh. Saya selalu berusaha untuk menerima dengan ikhlas dan mensyukuri apa yang ada. Asal ada, kecil pun pada. Dengan uang itu, saya masih bisa membeli seporsi nasi dan segelas minuman untuk mengisi perut selama di sekolah. Bagi saya, yang terpenting adalah tetap bisa bertahan dan menjalani hari dengan semangat.

5. Di rumah kami, kehidupan serba sederhana. Ayah bekerja sebagai buruh harian dan penghasilannya tidak tetap. Kadang cukup, kadang pas-pasan. Namun, kami sekeluarga tidak pernah merasa kekurangan secara berlebihan. Kami belajar untuk selalu bersyukur atas apa yang diberikan. Asal ada, kecil pun pada. Selama masih bisa makan bersama, berbagi cerita, dan tertawa di meja makan, itu sudah lebih dari cukup bagi kami.

6. Setiap pagi, Pak Slamet membuka lapak gorengannya di pinggir jalan. Pembeli tidak selalu ramai, kadang hanya beberapa orang yang mampir. Walaupun hasil yang didapat tidak besar, beliau tetap menjalani usahanya dengan semangat dan senyuman. Menurutnya, yang penting masih ada penghasilan untuk dibawa pulang dan bisa membeli beras serta kebutuhan anak-anak. Ia sering berkata, asal ada, kecil pun pada. Selama halal dan cukup untuk hidup, itu sudah rezeki yang patut disyukuri.

Post a Comment