Salah satu peribahasa Indonesia berbunyi anjing menggonggong kafilah berlalu. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai peribahasa tersebut.
Ada beberapa versi peribahasa tersebut, yaitu:
- Anjing menggonggong kafilah berlalu.
- Anjing menyalak kafilah lalu.
Arti Peribahasa Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu
1. Arti peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu adalah terus berjalan (melanjutkan kegiatan) meskipun orang lain mengejek atau menghina.
2. Dapat dikatakan bahwa peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu artinya adalah membiarkan perkataan, ejekan, atau gunjingan orang lain, dan tidak memasukkannya dalam hati.
3. Dapat pula dinyatakan bahwa peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu artinya adalah meskipun ada kritikan, celaan, atau gangguan dari pihak lain yang tidak setuju atau tidak suka, hal itu tidak seharusnya menghambat perjalanan atau tindakan yang kita lakukan.
4. Dapat juga dikatakan bahwa peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu artinya adalah tidak perlu membuang waktu dan energi untuk melayani orang yang selalu berkomentar negatif tentang kita.
Penjelasan Peribahasa
Anjing menggonggong saat melihat kafilah (rombongan perjalanan), tetapi kafilah tetap melanjutkan perjalanan tanpa terpengaruh oleh suara gonggongan anjing.
Dalam peribahasa ini, gonggongan anjing diibaratkan sebagai hujatan, kritikan, hinaan, dan komentar negatif dari orang-orang atas tindakan atau perbuatan yang kita lakukan, sedangkan kafilah yang berjalan ibarat diri kita yang melakukan tindakan atau perbuatan.
Apa maksud peribahasa ini? Peribahasa ini adalah suatu nasihat untuk berteguh hati dalam melakukan tindakan atau perbuatan meskipun banyak orang yang menghina atau mengejek langkah kita, selama kita merasa bahwa apa yang kita lakukan adalah benar.
Saat ada anjing menggonggong, suatu kafilah (rombongan perjalanan) tidak berbalik arah atau berhenti, tetapi tetap melanjutkan perjalanan tanpa terpengaruh oleh suara anjing. Tentu hal ini memerlukan keberanian dan keteguhan hati. Kafilah yang penakut, tentu akan berhenti. Sebaliknya, kafilah yang berani dan teguh hati, tetap akan melanjutkan perjalanan menuju tujuan yang dikehendaki.
Dengan demikian, peribahasa ini menyampaikan nasihat agar kita teguh dan berani untuk melakukan suatu tindakan yang kita anggap benar menuju tujuan kita, dan jangan terpengaruh dengan suara-suara hujatan, kritikan, atau ejekan dari pihak lain.
Namun demikian, ini bukan berarti kita harus mengabaikan semua kritikan atau hujatan dari pihak luar. Jika ada kritikan atau hujatan, perlu kita dengar untuk perbaikan diri kita. Namun, ketika kita sudah mantap dengan apa yang kita kerjakan, maka keteguhan hati untuk melangkah perlu untuk kita miliki untuk mencapai tujuan yang kita kehendaki.
Setiap tindakan yang kita lakukan tentu ada yang tidak setuju atau tidak senang. Jika kita dengan mudah berbalik arah atau berhenti melangkah, maka kita tidak akan mencapai cita-cita atau tujuan kita.
Contoh Peribahasa dalam Kalimat/Paragraf
1. Para siswa yang rajin belajar tidak tergoda oleh ajakan untuk bolos dan tidak peduli pada ejekan teman-teman mereka. Mereka tetap fokus mengejar cita-cita dan terus berusaha dengan sungguh-sungguh. Seperti peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu, mereka tidak terpengaruh oleh gangguan yang tidak penting di sekeliling mereka.
2. Walau diterpa berbagai gosip miring, pengusaha sukses itu tetap tenang dan terus mengembangkan usahanya. Ia tidak menggubris omongan orang, karena baginya anjing menggonggong kafilah berlalu.
3. Ketika Lina memutuskan untuk membuka lahan pertanian hidroponik di pekarangan rumahnya, banyak tetangga yang mencibir. Mereka menganggap itu hanya tren sesaat dan tidak cocok dilakukan di desa. Namun, Lina tidak menggubris komentar-komentar itu. Seperti peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu, Lina memilih untuk terus melangkah maju tanpa terpengaruh oleh suara sumbang. Kini, hasil panennya dipasarkan ke berbagai daerah dan justru menjadi inspirasi bagi petani muda lainnya.
Post a Comment