Salah satu peribahasa Indonesia berbunyi ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai peribahasa tersebut.
Ada beberapa versi peribahasa tersebut, yaitu:
- ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan.
- ketika ada jangan dimakan, telah tiada maka dimakan.
- lagi ada jangan dimakan, sudah habis baru dimakan.
- telah habis maka dimakan.
Arti Peribahasa Ketika Ada Jangan Dimakan, Telah Habis Maka Dimakan
1. Arti peribahasa ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan adalah sewaktu seseorang memiliki mata pencaharian (penghasilan) maka harta benda yang menjadi harta simpanan atau tabungan jangan digunakan, tetapi ketika dia tidak lagi memiliki mata pencaharian (penghasilan) maka harta simpanan atau tabungan baru digunakan.
2. Selain itu, peribahasa ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan artinya adalah ketika ada penghasilan, harta simpanan jangan digunakan, sedangkan ketika penghasilan tidak mencukupi, maka harta simpanan baru boleh digunakan.
3. Dapat dikatakan bahwa peribahasa ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan artinya adalah berhematlah dengan harta yang dimiliki, sehingga harta yang dihemat atau disimpan dapat digunakan ketika mengalami kesulitan atau ketika ada keperluan penting.
Penjelasan Peribahasa
Peribahasa ini mengandung nasihat bijak agar kita hidup hemat dan tidak menghambur-hamburkan harta yang dimiliki. Ini adalah ajakan untuk menata keuangan dengan cermat, khususnya dalam hal menyimpan kekayaan sebagai bekal menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.
Simpanlah harta yang ada hari ini selagi masih mampu, karena kelak saat kondisi berubah dan kebutuhan datang tak terduga, simpanan itulah yang akan menjadi penyelamat. Mengelola kekayaan dengan bijaksana bukan hanya soal menabung, tetapi juga soal mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan.
Kekayaan yang disisihkan dengan cermat bisa menjadi penolong di saat genting dan bisa menjadi cadangan ketika badai kehidupan datang tanpa aba-aba. Maka, jangan habiskan segalanya saat rezeki sedang melimpah, karena apa yang ditahan hari ini bisa menjadi tumpuan di hari yang sulit.
Contoh penerapannya bisa dimulai dari hal sederhana seperti menyisihkan sebagian penghasilan bulanan untuk ditabung, membeli emas, berinvestasi dalam portofolio seperti saham atau reksadana, atau membeli aset produktif seperti tanah dan rumah.
Perlu diingat, harta simpanan ini bukan untuk kebutuhan sehari-hari, melainkan untuk menghadapi situasi darurat, yaitu saat penghasilan tak lagi mencukupi, atau ketika sumber pemasukan tiba-tiba terhenti. Dalam kondisi seperti itulah, harta yang telah dikelola dengan baik akan menjadi jaring pengaman yang sangat berharga.
Contoh dalam Kalimat atau Paragraf
1. Kamu memiliki warisan dari ayahmu. Janganlah kamu hambur-hamburkan harta warisanmu, ibaratnya ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan. Hanya ketika kamu tidak bisa makan dan benar-benar kehabisan uang, baru boleh kamu gunakan harta warisanmu itu. Jika tidak benar-benar perlu, simpan saja atau investasikan agar harta bendamu semakin meningkat.
2. Sebagai nelayan yang berpengalaman, Arief paham tentang prinsip ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan. Dia tidak pernah menggunakan harta simpanan untuk berhura-hura. Ia tahu, kadang cuaca di laut akan sangat buruk. Pada saat itu, dia tidak akan bisa melaut sampai berminggu-minggu sehingga tidak memperoleh penghasilan sedikit pun. Oleh karena itu, dia mempersiapkan harta simpanannya salah satunya untuk menghadapi situasi tersebut.
3. Situasi ekonomi saat ini sangat buruk. Untungnya, Alif telah memiliki harta simpanan yang sangat banyak. Saat muda, ia memiliki prinsip hidup ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan. Ia menyimpan dengan baik harta benda yang dimilikinya. Bahkan, ia juga menginvestasikannya dalam bentuk surat berharga.
Post a Comment