LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Arti Peribahasa Seperti Abu Di Atas Tunggul (Datang Angin Terbanglah Dia)

Gambar yang menunjukkan tulisan arti peribahasa seperti abu di atas tunggul

Salah satu peribahasa Indonesia berbunyi seperti abu di atas tunggul. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai peribahasa tersebut.

Ada beberapa versi peribahasa tersebut, yaitu:

  • seperti abu di atas tunggul.
  • seperti abu di atas tunggul, datang angin terbanglah dia.

Arti Peribahasa Peribahasa Seperti Abu Di Atas Tunggul

1. Arti peribahasa seperti abu di atas tunggul adalah memiliki keadaan, kedudukan, atau pekerjaan yang tidak tetap (sewaktu-waktu dapat dipecat, dipindahkan, dicampakkan, dan sebagainya).

2. Dapat pula dikatakan bahwa peribahasa seperti abu di atas tunggul artinya adalah mudah hilang dan sewaktu-waktu dapat dicampakkan, dibuang, dipecat, dan sebagainya.

Keterangan Peribahasa

Abu adalah sisa pembakaran yang berbentuk serbuk halus berwarna keabu-abuan atau hitam, tergantung dari bahan yang dibakar. Misalnya, kalau kita membakar kayu, daun, atau kertas, setelah apinya padam, yang tersisa adalah abu. Abu memiliki karakteristik ringan, halus, dan mudah beterbangan kalau tertiup angin

Tunggul adalah bagian batang pohon yang tersisa setelah pohon ditebang. Biasanya, tunggul terlihat seperti potongan batang yang pendek dan menonjol di permukaan tanah. Akar serta bagian bawah batangnya masih tertanam di dalam tanah.

Dalam peribahasa seperti abu di atas tunggul, tunggul diibaratkan sebagai tempat yang tidak rata, tidak stabil, dan abu yang diletakkan di atasnya mudah sekali terbang tertiup angin, karena tidak punya tempat berpijak yang kuat.

Jadi, peribahasa ini menggambarkan keadaan, kedudukan, atau posisi seseorang yang tidak tetap, tidak aman, atau mudah berubah (bisa dipecat, dipindahkan, dicampakkan, atau hilang sewaktu-waktu).

Peribahasa ini biasanya dipakai untuk menggambarkan orang yang 

  • posisinya di pekerjaan belum tetap (misalnya pegawai kontrak).
  • status sosialnya tidak kuat atau mudah digeser.
  • hidup dalam ketidakpastian.

Peribahasa ini juga digunakan untuk menunjukkan kedudukan suami dalam keluarga istri pada sistem matrilineal di daerah tertentu, yang mana posisinya lemah dan ketika bercerai maka sang suami harus meninggalkan rumah dan tidak memperoleh harta apa pun. 

Contoh Peribahasa dalam Kalimat / Paragraf

1. Posisi ketua kelas yang baru saja ia raih itu seperti abu di atas tunggul jika ia tidak bisa menjaga amanah dan bersikap adil kepada semua teman-temannya.

2. Cinta yang hanya didasari ketertarikan fisik semata seperti abu di atas tunggul, mudah sirna begitu pesona itu memudar.

3. Harta yang diperoleh melalui cara-cara yang tidak halal seperti abu di atas tunggul, tidak akan membawa keberkahan dan bisa lenyap sewaktu-waktu.

4. Sejak proyek restrukturisasi diumumkan, posisi Amaris di kantor jadi tidak pasti. Ia jarang diberi tugas dan ruang kerjanya pun dipindahkan ke sudut yang sepi. Amaris merasa seperti abu di atas tunggul, keberadaannya di kantor terasa rapuh dan bisa hilang begitu saja kapan pun.

5. Bekerja di perusahaan rintisan memang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Hari ini semuanya mungkin tampak stabil, namun esok bisa saja datang perubahan besar atau bahkan risiko penutupan. Seperti abu di atas tunggul, segala sesuatu bisa berubah seketika dan terbang begitu saja tanpa peringatan.

6. Kedudukan dalam dunia politik sering kali rapuh dan tidak menentu. Seseorang yang hari ini berada di puncak kekuasaan, bisa saja jatuh ke bawah hanya karena satu masalah. Seperti abu di atas tunggul, segala sesuatu bisa dengan mudah tersapu oleh angin perubahan.

Post a Comment